Rasa syukur terhadap Tuhan wajib kita lakukan, karena tanpa adanya bantuan dari-Nya mustahil apa yang kita harapkan bisa terwujud sesuai dengan keinginan. Tidak cukup hanya berusaha dan berdoa jika tidak disertai dengan rasa syukur yang mendalam atas segala yang didapat, ini juga sebagai bentuk rasa terima kasih kita kepada-Nya atas pertolongan yang telah diberikan. Rasa syukur bisa dilakukan dimana dan kapan saja, jika kita tidak mensyukuri apa yang telah didapat bisa saya tuhan tidak lagi akan mendengarkan dan memberikan pertolongan kepada hambanya. Terkadang rasa syukur memang sulit untuk dicapkan dan lakukan, karena pada dasarnya manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang telah didapat dan akan selalu merasa kurang. Itu merupakan sifat dasar manusia yang hendaknya bisa diperbaikin dan kendalikan, tidak adanya rasa syukur kadang dianggap sangat manusiawi karena memaklumi sifat dasar manusia itu sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan jika sifattersebut bisa dihilangkan dan digantikan dengan menanamkan sifat besyukur.
Itulah sebabnya dalam ajaran agama
diajarkan bagaimana umatnya untuk pandai bersyukur dan tidak dengan
mudah melupakan apa yang telah didapat. Tidak sedikit orang yang masih
saja tidak merasa bersyukur
dengan apa yang telah didapat, apalagi jika hal tersebut sama sekali
jauh dari keinginanya. Jangankan untuk bersyukur, justru mereka akan
melakukan “protes besar-besaran” kepada tuhan dengan apa yang mereka
dapat. Melakukan perbandingan kepada mereka yang disebut jauh lebih
beruntung, sebenarnya jika dilihat dan dikaji secara mendalam orang yang
memiliki limpahan harta dan kesenangan duniawi belum tentu mendapatkan
kesenangan secara keseluruhan. Bisa saja masih ada ruang kosong yang
belum terisi dalam mendapatkan kebahagian yang sebenarnya, namun begitu
juga sebaliknya mereka yang hanya hidup secara sederhana dan kurang dari
cukup dalam hal materi justru bisa merasakan kebahagian yang
sebenarnya. Tentunya anda bisa menangkap dan memahami apa yang
dijelaskan tanpa harus merincinya lebih detail, khususnya dalam ajaran
Islam diajarkan bagaimana untuk tidak selalu “melihat keatas” atau
melihat orang-orang yang kebih kaya tanpa “melihat kebawah” untuk
mengetahui bagaimana kehidupan orang lain yang mungkin saja lebih buruk
dari yang kita dapatkan.